Menu

Selasa, 06 Juli 2010

Home


Website ini dibuat khusus menampung segala informasi tentang cheerleaders. Mulai dari informasi kegiatan, inormasi pelatihan, hingga foto dan video. Selain itu, website ini juga dapat menjalin persahabatan antara tim atau anggota cheers yang satu dengan yang lainnya. Tujuan dibuatnya website ini untuk memudahkan para cheerleaders menjalin komunikasi dengan tim lain, juga untuk memberikan informasi seluas-luasnya mengenai cheerleader. Wadah ini diharapkan menjadi wadah yang sangat bermanfaat bagi anggota cheerleaders manapun yang berada di Indonesia. Selain itu, web ini diharapkan membantu sebagai pusat informasi yang baik.

Menurut beberapa sumber, cheerleading dimulai sebagai olahraga pertama kali yaitu di Princeton University pada tahun 1880 sebagai usaha untuk memancing penonton agar ikut memberikan semangat kepada tim football sekolah.
Pada saat ini hampir 90% cheerleader adalah wanita, namun pada awalnya cheerleading didominasi oleh pria. Wanita baru mulai tertarik menjadi cheerleader pada sekitar tahun 1920 dikarenakan terbatasnya cabang olahraga untuk wanita di universitas pada saat itu.

Agar lebih lengkapnya, mari kita nikmati website ini ..

Tentang Cheerleader

Cheerleading adalah perpaduan gerakan dinamis senam, tari, akrobatik, dan sorak-sorai untuk memberi semangat tim olahraga yang sedang bertanding, atau sebagai olahraga yang diperlombakan secara kompetisi. Istilah cheerleading (pemandu sorak) juga digunakan untuk menamakan orang yang melakukan aksinya cheerleader.
Cheerleader bertugas memimpin teriakan-teriakan untuk memberi semangat dan motivasi kerumunan orang.


Sejarah


Tradisi pandu sorak berasal dari Amerika Utara dan menyebar ke seluruh dunia. Tim pemandu sorak digunakan dalam pertandingan sepak bola Amerika dan seringkali bola basket. Tim pemandu sorak sering diundang untuk beraksi dalam pawai atau karnaval, dan kadang-kadang juga dimiliki tim sepak bola, hoki es, bola voli, American football dan bisbol.

Seruan sorak sorai awal


Sorak-sorai menyuarakan "Hooray, hooray, hooray! Tiger siss-boom-ah, Princeton!" populer di kalangan mahasiswa Princeton pada tahun 1850-an hingga awal tahun 1860-an. Suara kembang api roket sedang terbang "siss-boom-ah" diambil dari seruan serupa yang diteriakkan anggota Resimen Ke-7 New York City dari dalam kereta api yang membawa mereka dari depot Princeton ke Washington, beberapa hari sebelum pecah Perang Saudara di Amerika Serikat.

Di tahun 1896, College of New Jersey berganti nama menjadi Universitas Princeton setelah merayakan hari jadi ke-150. Di tahun yang sama, sorakan yang disebut "The Tiger Rocket Cheer" (nantinya dikenal sebagai "The Locomotive") bergema untuk pertama kali, "'Ray 'ray 'ray Tiger, tiger, tiger, Sis, sis, sis, Boom, boom, boom, ah! Princeton! Princeton! Princeton!"[2] Sorakan ini disebut "lokomotif" karena dimulai perlahan-lahan tapi dilanjutkan dengan tempo yang terus meningkat seperti bunyi lokomotif. Di masa belum ada marching band, sorak-sorai merupakan satu-satunya cara memberikan dukungan pada pertandingan American football. Pemain yang ditarik dari lapangan permainan juga disambut dengan sorakan sebagai tanda berterima kasih.

Di tahun 1894, lulusan Princeton bernama Thomas Peebles, mulai memperkenalkan ide mengorganisir sorak-sorai publik di Universitas Minnesota. Tapi ide ini baru dilaksanakan di tahun 1989 oleh mahasiswa Universitas Minnesota bernama Johnny Campbell yang berdiri di depan penonton sebagai pemandu sorak pertama yang mengatur sorak-sorai penonton.

Pemandu sorak sekarang

Walaupun 97% dari pemandu sorak sekarang semuanya perempuan,pemandu sorak sebenarnya berawal dari kegiatan yang seluruhnya dilakukan oleh pria. Perempuan baru mulai berpartisipasi sebagai pemandu sorak di tahun 1920-an, sedangkan di tahun 1940-an mulai menjadi kegiatan yang hampir seluruhnya dilakukan wanita.

Organisasi

Lawrence "Herkie" Herkimer mendirikan National Cheerleaders Association (NCA) di tahun 1948. Kursus pemandu sorak yang pertama kali diadakan NCA di tahun 1949 diikuti 52 peserta.

Di tahun 1960, National Football League (NFL) mulai mengorganisir tim pemandu sorak profesional. Di musim kompetisi 1972-1973, tim pemandu sorak Dallas Cowboys Cheerleaders memulai debutnya dan langsung menarik perhatian karena pakaian yang minim dan gerakan tari yang rumit.

Di tahun 1980-an, gerakan akrobat dan senam yang sulit sekaligus berbahaya mulai sering dilakukan kelompok pemandu sorak di Amerika Serikat. Organisasi cheerleading seperti AACCA (American Association of Cheerleading Coaches and Advisors) mulai menerapkan pedoman keselamatan dan menyediakan kursus cheerleading yang aman bagi pelatih dan sponsor.

Selanjutnya International Federation of Cheerleading. IFC adalah organisasi non profit yang berdiri tahun 1998, dan beranggotakan asosiasi-asosiasi Cheerleading dari negara-negara di dunia.Hingga Februari 2007, ada 28 negara yang menjadi anggota IFC, termasuk di antaranya Indonesia, Malaysia, Amerika, Australia, Inggris, Rusia, dan yang lainnya. Selengkapnya lihat di sini.
Tujuan dari IFC adalah untuk mempromosikan olah raga Cheerleading di seluruh dunia, untuk menyebarkan pengetahuan tentang Cheerleading, membina hubungan olah raga yang baik antar negara anggotanya, dan berkontribusi terhadap perdamaian dunia.
IFC menyelenggarakan dan mengatur kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

* Mempromosikan aktivitas Cheerleading ke seluruh dunia
* Menyelenggarakan, Mengawasi, serta bekerjasama dengan negara co-Host dalam Kejuaraan Dunia
* Menekankan pentingnya peraturan kompetisi dan standar keselamatan
* Mencetak juri-juri kompetisi berkelas dunia
* Menentukan dan mengembangkan sistem kepelatihan, serta meningkatkan jumlah pelatih Cheerelader berkelas dunia
* Menyelenggarakan Cheerleading Coaching Clinic dan Seminar yang sesuai dengan standar internasional
* Menyediakan informasi dan mendukung riset tentang Cheerleading
* Memproduksi dan mempublikasikan buku, video tape, dan media lain yang sejenis
* Segala hal lainnya dalam rangka mencapai tujuan IFC

Kegiatan

Pop Mie Cheerleader 2009
Untuk kedua kalinya, Pop Mie selaku penyelenggara kembali mengadakan gelaran Pop Mie Cheerleadance 2009-2010. Kompetisi berskala nasional ini kembali mempertemukan para cheerleadance berbakat dari kota-kota besar di seluruh Indonesia. Untuk tahun ini animo peserta begitu membludak. Ini bisa terlihat dari banyaknya tim yang berpartisipasi pada kompetisi ini. Jika tahun kemarin hanya di 5 kota besar saja, tahun ini ada di 6 kota besar di Indonesia yaitu Medan, Bandung, Jakarta, DI Yogyakarta dan sekitarnya, Surabaya dan Denpasar. Dari masing-masing kota tersebut, dilakukan penyisihan sehingga hanya didapatkan 1 finalist yang akan melaju ke grand final di Jakarta dan bertanding dengan grand finalist lainnya untuk memperebutkan 1 buah golden ticket yang berisi Tour ke Disneyland Hongkong.Setelah melewati babak penyisihan regional didapatkanlah 7 grand finalist dari masing-masing kota, yaitu : 3B Cheers (SMA 8 Medan), Choelas (SMA 17 Bandung), VBC Gold (SMA 21 Jakarta), Violet (SMA 7 Solo), CS Wizard (SMA 3 Surabaya), Panther (SMA 8 Denpasar), dan Grafity (SMA St. Yakobus).

Pelatihan